Langsung ke konten utama

Miris, Anak Suku Laut di Lingga Pilih Berhenti Sekolah karena Sering Dibully

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Sejumlah anak Suku Laut di Desa Tajur Biru, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, memilih berhenti sekolah karena tak sanggup menahan rasa malu sering dibully dan diolok-olok temannya.

Hal itu diungkapkan Ketua Gerakan Peduli Suku Laut (GPSL), Densy Diaz, Senin (3/04/2017) pagi, setelah dirinya mengunjungi perkampungan Suku Laut di desa tersebut.
"Iya, sangat miris sekali ketika saya mengunjungi perkampungan Suku Laut di Desa Tajur Biru. Banyak anak yang putus sekolah akibat permasalahan sosial. Karena sering dibully temannya kerap disebut anak orang laut," ungkap Densy Diaz.

Dia mengatakan, padahal sebelumnya beberapa anak-anak itu sudah hampir selesai belajarnya dijenjang sekolah dasar, bahkan ada yang berprestasi. Karena tidak tahan menanggung beban bully tersebut akhirnya mereka memilih berhenti.

"Ada yang tinggal satu tahun lagi selesai SD nya. Karena masalah sosial tadi, banyak mereka mengambil tindakan untuk tidak sekolah. Itu juga diperkuat dengan pengakuan orang tuanya masing-masing. Ini sangat tidak layak sekali. Sehingga membuat mereka down," kata Densy.

Menyangkut hal itu, dia berharap kepada pemerintah setempat khususnya KPPAD Lingga untuk bisa memberikan hak-hak anak tersebut dengan melakukan berbagai langkah ataupun sosialisasi agar mereka bisa merasakan keadilan sosial itu tak semestinya memandang latar belakang seseorang.

Ditambah, juga dapat memberikan motivasi bagi mereka untuk melanjutkan sekolahnya lagi.
"Saya berharap sekali, kasian mereka. Hari ini juga saya mau ke KPPAD. Untuk mengajak ke Tajur Biru, melihat anak-anak yang berhenti sekolah. Mudah-mudahan kita dapat membujuk mereka untuk sekolah lagi. Saya sempat menanyakan pada mereka, mereka masih ingin bersekolah," ujar Densy.

Sementara itu, Ketua KPPAD Kabupaten Lingga Encek Afrizal mengatakan dengan adanya kedatangan ketua GPSL itu, dirinya berusaha mencuri waktu untuk turun ke Tajur Biru mensosialisasikan terkait persoalan yang menyangkut pendidikan anak tersebut.

"Dengan kedatangan ketua GPSL itu bisa menguatkan kami untuk menyurati pihak Dinas terkait. Karena kewenangan pendidikan di mereka. kami hanya sebagai lembaga pengawasan bagaiman hak anak itu terpenuhi," kata Encik Afrizal.

Ditempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Lingga H Kasiman mengatakan sangat berterimakasih dengan adanya informasi tersebut. Dia mengakui sejak menjabat sebagai kepala Disdik belum pernah mendapat informasi permasalahan anak berhenti sekolah karena dibully dan dia berjanjikan akan menindak lanjuti sesegera mungkin.

"Terimasih informasi ini, saya tidak bisa bicara melalui telfon karena saya masih di luar, tapi kita usahakan ketemu nantinya terlkait masalah ini," ujarnya Kasiman ketika dihubungi melalui telepon seluler.

Editor: Yudha
http://m.batamtoday.com/berita88332-Miris,-Anak-Suku-Laut-di-Lingga-Pilih-Berhenti-Sekolah-karena-Sering-Dibully.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa Orang Suku Laut?

Orang  Suku   Laut   adalah   masyarakat   asli   melayu  yang  sudah   hidup   berpindah-pindah   mengarungi   laut    semenjak   abad  ke  16 (Chou, 2010). Di Indonesia,  Orang  Suku   Laut   tersebar  di  pesisir   timur   Pulau   Sumatera dan   kepulauan  Riau  dengan  sebutan   beraneka   ragam   seperti   suku  sampan,  suku   duano ,  dll .  Di  Kepulauan  Riau,  mayoritas   Orang  Suku   Laut   tersebar  di  Kabupaten   Lingga    sebanyak  30  kelompok   (Ariando and  Limjirakan , 2019).  Kelompok   ini   terdiri   dari   kelompok  yang  masih   hidup   berpindah-pindah , semi  menetap,  dan   kelompok  yang...

Galeri Orang Suku Laut Kabupaten Lingga

Traditional ecological knowledge of indigenous peoples on climate change adaptation: a case study of sea nomads "Orang Suku Laut", Lingga regency, Riau islands province, Indonesia

Traditional ecological knowledge of indigenous peoples on climate change adaptation: a case study of sea nomads "Orang Suku Laut", Lingga regency, Riau islands province, Indonesia